Makanan Ditinjau dari Segi Kesehatan  

Oleh: Dr. Suyanto,SpOG dan Dr. Ratna Andayani

Pendahuluan

Tubuh manusia terdiri dari miliaran sel-sel yang membentuk jaringan sel-sel, otot-otot, organ tubuh, tulang dan sebagainya. Kalau kita tinjau lebih seksama setiap sel-sel ini memiliki karakter dan frekwensi getarannya sendiri-sendiri.  Frekwensi dari tubuh seseorang merupakan kumpulan dari semua frekwensi sel-sel pembentuk tubuhnya. Sehingga keadaan orang yang bersangkutanpun ditentukan oleh keadaan sel-sel tubuhnya. Selanjutnya di dalam setiap sel inipun terdapat suatu “unit pikiran” (mind stuff) yang secara kolektif akan membentuk pikiran orang itu. Jadi pikiran seseorangpun dipengaruhi langsung oleh keadaan sel-sel ini. 

Sel-sel pembentuk tubuh ini terbuat sebagian besar oleh makanan yang kita makan dan juga sel-sel ini tumbuh dan berkembang dari makanan, udara dan air yang kita peroleh dari lingkungan kita. Sel-sel dalam tubuh manusia berusia 21-28 hari. Sel-sel yang telah mati digantikan oleh sel-sel yang baru terbentuk. Di sini jelas dapat dilihat bahwa makanan sangat mempengaruhi kondisi sel-sel dalam tubuh kita yang berarti menentukan tingkat kesehatan tubuh maupun pikiran. Seperti disebutkan dalam “Kalian adalah apa yang kalian makan”  

Klasifikasi Makanan 

Di dalam ilmu Yoga yang sangat kuno, para Rsi (bahasa sansekerta yang berarti kaum ilmuwan dan intelektual) dan Yogi (bahasa sansekerta yang artinya orang yang mendalami yoga) telah mengklasifikasikan makanan itu ke dalam tiga golongan yaitu :  

Makanan Tamasika (static): yaitu makanan yang berpengaruh tidak baik terhadap pikiran.yang mungkin berpengaruh baik atau tidak baik terhadap tubuh.

Makanan Rajasik (mutative): makanan yang berpengaruh baik terhadap tubuh namun berpengaruh baik atau tidak baik terhadap pikiran.

Makanan Sattvika (sentient): Makanan yang berpengaruh baik terhadap tubuh dan pikiran.  

Untuk mendapatkan kehidupan yang sehat jasmani dan pikiran yang harmonis maka kita perlu memilih makanan yang kita makan dengan teliti mengetahui pengaruhnya terhadap tubuh dan pikiran kita. Makanan yang demikian adalah tergolong makanan Sattvika. Para Yogi dan Rsi selalu menganjurkan kita untuk makan makanan Sattvika.  

Makanan Vegetarian 

Dalam kehidupan sekarang istilah vegetarian sudah sangat populer. Sebenarnya kalau kita memilih makanan yang Sattvika maka makanan vegetarian akan langsung menjadi pilihan kita. Dalam filsafat vegetarianisme kita diajarkan memilih makanan yang sattvika. Bukan hanya makanan tanpa daging, namun yang memenuhi karakteristik makanan sattvika di atas. Dengan memakan makanan vegetarian kita terbebas dari kemungkinan berbagai macam penyakit yang diakibatkan dari daging. Daging yang dimakan di dalam tubuh tidak mengalami proses pencernaan yang sempurna. Hal ini dikarenakan secara fisiologis manusia memiliki organ pencernaan yang bukan untuk mencerna daging. Di samping itu kebutuhan tubuh terhadap protein, lemak, karbohidrat dll semuanya tersedia melalui makanan non-daging. Demikian pula ada beberapa makanan yang bukan berasal dari hewan namun tidak dianjurkan dalam makanan vegetarian.  

Apakah manusia secara alami pemakan daging? 

Tidak! Nenek moyang manusia pada jaman dahulu adalah pemakan biji-bijian dan buah-buahan. Manusia mulai makan daging (mentah) ketika jaman krisis melanda bumi dimana tidak tersedia cukup makanan sesuai kebutuhannya. Untuk mempertahankan hidupnya mereka TERPAKSA makan daging dengan berburu dll. Lambat laun untuk menghilangkan rasa tidak enak dari daging mentah itu mereka mulai memasaknya. Demikian kebiasaan ini terus berlanjut sampai sekarang. Namun sistem dan organ pencernaan manusia tetaplah termasuk dalam golongan pemakan buah-buahan dan biji-bijian. (Lihat table). Ini juga terbukti kita tidak tergiur apabila kita melihat darah segar atau daging mentah dari rumah potong hewan. Kita sebenarnya menipu diri kita dengan memasaknya, menambahi bumbu untuk menghilangkan rasa asli daging itu. Sebaliknya melihat buah segar membuat kita tergiur untuk memakannya.  

Tabel Perbandingan sistem dan organ pencernaan hewan pemakan daging, hewan pemakan rumput, pemakan buah dan manusia  

Pemakan Daging

Pemakan Rumput

Pemakan Buah

Manusia

berkuku tajam

tidak berkuku tajam

tidak berkuku tajam

tidak bercakar

kulit tidak berpori berkeringat melalui lidah

berkeringat melalui pori pori kulit

berkeringat melalui pori-pori kulit

berkeringat melalui pori-pori kulit

gigi depan tajam

gigi depan tidak tajam

gigi depan tidak tajam

gigi depan tidak tajam

kelenjar liur dimulut kecil (tidak dibutuhkan mencerna pendahuluan makanan)

kelenjar ludah berkemb- ang untuk melakukan pencernaan pendahuluan

kelenjar ludah berkembang untuk melakukan pencernaan pendahuluan

kelenjar ludah berkembang untuk melakukan pencernaan pendahuluan

liur bersifat asam tidak ada enzym ptyalin   

ludah alkali banyak ptyalin untuk pencern. pendahuluan

ludah alkali banyak ptyalin untuk pencern. pendahuluan

ludah alkali banyak ptyalin untuk pencern. pendahuluan

tidak bergigi gearaham bertaring tajam

bergigi geraham tidak bertaring tajam  

bergigi geraham tidak bertaring tajam

bergigi geraham tidak bertaring tajam

asam HCL keras di perut untuk mencernakan otot-otot keras, daging dsb 

asam perut 1/20 X daya daya binatang pemakan daging

asam perut 1/20 X daya daya binatang pemakan daging   

asam perut 1/20 X daya daya binatang pemakan daging

panjang usus 3 X panjang badan untuk mengeluarkan daging yang cepat membusuk       

panjang usus 10 X panjang badan

panjang usus 12 X panjang badan

panjang usus 12 X panjang badan

  Bagaimana Merubah Kebiasaan Makan Daging? 

Kebiasaan yang lama dan mengakar tidak bisa dihilangkan dengan memaksakannya secara mendadak. Sebaliknya dengan menciptakan kebiasaan baru yang bertentangan dengan kebiasaan lama. Dengan memulai kebiasaan baru memakan makanan vegetarian dengan sendirinya kebiasaan makan daging itu akan terkikis dan berkurang secara berangsur-angsur dan akhirnya akan hilang sama sekali. Seperti kata pepatah “Alah bisa karena biasa  

Beberapa Tokoh Dunia Vegetarian 

Albert Einstein, Plato, Leo Tolstoi, Bob Dylan, Louisa May Alcon, Susan St James, Henry David Thoreau, Ralph Woldo Emerson, Benyamin Franklin, Richarg Wagner, Socrates, Alexander, Pope, Ovid, Sir Isaac Newton, Pythagoras, Mahatma Gandhi, Rabindrananth Tagore, Bhuddha, Charles Darwin, Paul Newman, Goerge Bernard Shaw, Dalai Lama, Clint Walker, St. Francis, General William Booth, Dick Gregory, Shrii P. R. Sarkar.

Halaman Utama   Halaman Berikut